Tahukah kamu,Apa LAILATUL QADAR itu?


LAILATUL QADAR ?apakah lailatul qadar itu?kapan ianya berlaku?mungkin dr sebagian sahabat dah banyak yg mengetahuinya tp mungkin juga masih ada sahabat yang tidak mengetahuinya.saya akan menyampaikan sedikit penjelasan tentang "LAILATUL QADAR",tanda2 malam lailatul qadar & Amalan2 yg hrs dilakukan.maka bagi yg blm mengetahuinya,mari baca......!bagi yg dah mengetahuinya,boleh baca juga.supaya tambah lagi pengetahuannya.InsyaAllah tak ada ruginya membaca ni.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ

إِنَّآ أَنزَلۡنَـٰهُ فِى لَيۡلَةِ ٱلۡقَدۡرِ (١) وَمَآ أَدۡرَٮٰكَ مَا لَيۡلَةُ ٱلۡقَدۡرِ (٢) لَيۡلَةُ ٱلۡقَدۡرِ خَيۡرٌ۬ مِّنۡ أَلۡفِ شَہۡرٍ۬ (٣) تَنَزَّلُ ٱلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةُ وَٱلرُّوحُ فِيہَا بِإِذۡنِ رَبِّہِم مِّن كُلِّ أَمۡرٍ۬ (٤) سَلَـٰمٌ هِىَ حَتَّىٰ مَطۡلَعِ ٱلۡفَجۡرِ (٥)



1. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur`an) pada malam kemuliaan.

2. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?

3. Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.

4. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Rabbnya untuk mengatur segala urusan.

5. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.

(QS. Al-Qadr (97): 1-5)



Sebagian besar ulama tafsir (Seperti Ibnu Jarir Ath Thabari (Tafsir Ath Thobari, 30/312), Ibnu Katsir (Tafsir Al Quran Al ‘Azhim, 8/441), As Suyuthi (Ad Durr Al Mantsur, 8/567), As Sa’di (Taisir Al Karim Ar Rahman, 2/1184), dan yang lain-lainnya).

Adapun Al Qurthubi, beliau berpendapat bahwa Surat Al Qadar adalah Madaniyah (Lihat Al Jami’ Li Ahkami Al Qur`an, 20/120) berpendapat, surat Al Qadr adalah Makkiyah (yang diturunkan sebelum hijrah).

Adapun penamaan surat ini dengan Al Qadar, karena surat ini menerangkan keutamaan dan tingginya kedudukan Al Qur`an, yang juga diturunkan pada malam yang sangat mulia. Dan dinamakan Lailatul Qadr, karena kedudukannya yang begitu agung dan mulia di sisi Allah.



[1]. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Qur'an) pada malam kemuliaan. (QS. Al-Qadar (97): 1)

Firman Allah subhanahu wa ta’ala:
بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ

شَہۡرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلۡقُرۡءَانُ هُدً۬ى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَـٰتٍ۬ مِّنَ ٱلۡهُدَىٰ وَٱلۡفُرۡقَانِ

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)…”. (QS. Al-Baqarah (2): 185)



[2]. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? (QS. Al-Qadar (97) :2)

Malam kemuliaan, dikenal dalam bahasa Indonesia dengan malam Lailatul Qadar. Yaitu suatu malam yang penuh kemuliaan, kebesaran, karena pada malam itu permulaan turunnya Al Qur`an. (Lihat Al Qur`an dan terjemahnya).



[3]. Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. (QS. Al-Qadar (97): 3)

Ada sejumlah hadits-hadits yang berkaitan dengan ayat ini, di antaranya ialah:

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata: "Tatkala tiba bulan Ramadhan, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Telah datang pada kalian Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah memerintahkan kalian untuk berpuasa padanya. Pada bulan itu, pintu-pintu surga dibuka, dan pintu-pintu neraka Jahim ditutup, dan setan-setan diikat. Pada bulan itu terdapat Lailatul Qadr. Barangsiapa yang terhalang dari kemuliaan (keutamaannya), sungguh dia telah terhalang”. (HR An Nasa-i (4/129), Ahmad (2/230,385 & 425).Hadits ini dishahihkan Al Albani di dalam Shahih Al Jami’ (no.55), Shahih Sunan An Nasa-i, Shahih At Targhib Wa At Tarhib (1/ ), Tamam Al Minnah (hlm.395))



Ath Thabari dan Ibnu Katsir berkata (Tafsir Ath Thabari (30/314) dan Tafsir Al Qur`an Al Azhim (8/443)). : Sufyan Ats Tsauri berkata: “Telah sampai kepadaku perkataan Mujahid, ia berkata,’Amalan, puasa, dan shalat pada malam itu (Lailatul Qadr) lebih baik dari seribu bulan (seseorang melakukan ibadah)’.”



Adapun maksud para ulama tafsir, bahwa ibadah pada malam Lailatul Qadar lebih utama dari ibadah selama seribu bulan, yaitu (seribu bulan) yang di dalamnya tidak terdapat Lailatul Qadar.

Syaikh Al Albani berkata: “Dan di antara masa, ada yang telah Allah jadikan seluruh amalan baik padanya lebih utama (dari waktu-waktu selainnya), seperti pada sepuluh Dzulhijjah dan malam Lailatul Qadar yang lebih baik dari seribu bulan, yaitu seluruh amalan pada malam itu lebih utama (baik) dari amalan selama seribu bulan tanpa Lailatul Qadar di dalamnya”.(Ats Tsamru Al Mustathab (2/576))



[4]. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat ar-Ruuh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. (QS. Al-Qadar (97): 4)


Sebagian besar ulama menafsirkan ‘Ar-Ruuh’ adalah Jibril, dan sebagian yang lain menafsirkan dengan jenis malaikat lainnya (Lihat Tafsir Ath Thabari (30/315), Tafsir Al Qur`an Al Azhim (8/444), Ad Durr Al Mantsur (8/569), Al Jami’ Li Ahkamil Qur`an (20/123-124)).

Al Qurthubi juga membawakan beberapa penafsiran ulama lainnya. Di antara mereka ada yang menafsirkan dengan bala tentara Allah yang bukan malaikat, ada pula yang menafsirkan dengan makhluk besar, dan ada pula yang menafsirkan dengan rahmat yang turun bersama Jibril. Wallahu a’lam.



Dan firman Allah (yang artinya) “dengan izin Tuhan-nya untuk mengatur segala urusan”, maksudnya ialah, mereka (para malaikat) turun dengan idzin Rabb mereka, dengan segala sesuatu yang telah Allah tentukan pada tahun itu, dari masalah rezeki, ajal, dan perkara lainnya. (Lihat Tafsir Ath Thabari (30/315), Al Jami’ Li Ahkamil Qur`an (20/124), dan Al Qurthubi berkata, bahwa ini adalah perkataan Ibnu Abbas)



[5]. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar. (QS. Al-Qadar (97):5)

Maksudnya ialah, pada malam Lailatu Qadar penuh dengan kebaikan dan keberkahan seluruhnya, selamat dari segala kejahatan dan keburukan apapun, setan-setan tidak mampu berbuat kerusakan dan kejahatan sampai terbit fajar di pagi harinya. (Demikian ini adalah perkataan sebagian besar ulama, seperti Mujahid, Nafi’, Qatadah, Ibnu Zaid, Abdurrahman bin Abi Laila, dan lain-lainnya).

Adapun menurut Asy Sya’bi, dia berpendapat, pada malam itu para malaikat memberikan ucapan salam kepada para penghuni masjid-masjid (yang beribadah di dalamnya) sampai terbit fajar (Lihat Tafsir Ath Thabari (30/315), Al Jami’ Li Ahkamil Qur`an (20/124), Tafsir Al Qur`an Al Azhim (8/444), Ad Durr Al Mantsur (8/568), dan Taisir Al Karim Ar Rahman (2/1185)).


TANDA TANDA LAILATUL QADR


Tanda-tanda Lailatul Qadr telah dijelaskan oleh Rasulullah dalam beberapa riwayat berikut :

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:"Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda tentang (tanda-tanda) Lailatul Qadr: “Malam yang mudah, indah, tidak (berudara) panas maupun dingin, matahari terbit (di pagi harinya) dengan cahaya kemerah-merahan (tidak terik)" (HR. Bukhari).

"Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya aku pernah diperlihatkan (bermimpi) Lailatul Qadr. Kemudian aku dibuat lupa, dan malam itu pada sepuluh malam terakhir. Malam itu malam yang mudah, indah, tidak (berudara) panas maupun dingin" (HR. Muslim, dari Jabir bin Abdillah ra).


"Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Lailatul Qadr (terjadi) pada sepuluh malam terakhir. Barangsiapa yang menghidupkan malam-malam itu karena berharap keutamaannya, maka sesungguhnya Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang lalu dan yang akan datang. Dan malam itu adalah pada malam ganjil, ke dua puluh sembilan, dua puluh tujuh, dua puluh lima, dua puluh tiga atau malam terakhir di bulan Ramadhan,” dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya tanda Lailatul Qadr adalah malam cerah, terang, seolah-olah ada bulan, malam yang tenang dan tentram, tidak dingin dan tidak pula panas. Pada malam itu tidak dihalalkan dilemparnya bintang, sampai pagi harinya. Dan sesungguhnya, tanda Lailatul Qadr adalah, matahari di pagi harinya terbit dengan indah, tidak bersinar kuat, seperti bulan purnama, dan tidak pula dihalalkan bagi setan untuk keluar bersama matahari pagi itu" (HR. Abu Dawud, dari Ubadah bin ash-Shamit ra)


KEUTAMAAN LAILATUL QADAR & AMALAN-AMALAN YANG UTAMA DIKERJAKAN PADA MALAM ITU


Adapun keutamaan Lailatul Qadar, maka cukuplah bagi kita firman Allah Subhanahu wa Ta'ala yang telah diterangkan di atas.

”Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Rabbnya untuk mengatur segala urusan. (QS Al Qadar (97): 3-4).


1. Melakukan I’tikaf.

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata:Sesungguhnya Nabi melakukan i’tikaf pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan sampai Allah mewafatkan beliau, kemudian istri-istri beliau melakukan i’tikaf setelahnya (HR. Tirmidzi).

Hadits lain dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata:

"Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersungguh-sungguh pada sepuluh malam terakhir, yang kesungguhannya tidak seperti pada waktu-waktu lainnya" (HR. Ibnu Majah).

Ada juga hadits lainnya dari Aisyah, ia berkata:

"Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, apabila memasuki sepuluh malam terakhir, (beliau) mengikat sarungnya, menghidupkan malamnya dan membangunkan istri-istrinya (untuk shalat malam)" (HR. Ahmad).


2. Memperbanyak Doa.

Ibnu Katsir berkata: "Dan sangat dianjurkan (disunnahkan) memperbanyak doa pada setiap waktu, terlebih lagi di bulan Ramadhan, dan terutama pada sepuluh malam terakhir, di malam-malam ganjilnya" (Tafsir Al Qurthubi, Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad Al Qurthubi, tahqiq Abdur Razzaq Al Mahdi, Dar Al Kitab Al ‘Arabi, cet II th 1421 H/1999 M).

Doa yang dianjurkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ialah:Sesuai dengan hadits Aisyah berikut ini:"Aku (Aisyah) bertanya: “Wahai, Rasulullah. Seandainya aku bertepatan dengan malam Lailatul Qadar, doa apa yang aku katakan?” Beliau menjawab: “Katakan: Ya, Allah. Sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, dan Engkau menyukai maaf. Maka, maafkan aku" (Tafsir Ibnu Katsir, tahqiq Sami bin Muhammad AS Salamah, Dar Ath Thayyibah, cet I th 1422 H/2002 M 11).


3. Menghidupkan Malam Lailatul Qadar Dengan Melakukan Shalat Atau Ibadah Lainnya.

Sebagaimana hadits Abu Hurairah, beliau berkata:"Dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam , beliau bersabda: “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan dengan penuh keimanan dan pengharapan (dari Allah), niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Dan barangsiapa yang menghidupkan malam Lailatul Qadr dengan penuh keimanan dan pengharapan (dari Allah), niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu" (Tafsir Karim Ar Rahman fi Tafsiri Kalami Al Mannan, Abdurrahman bin Nashir As Sa’di, tahqiq Abdurrahman bin Mu’alla Al Luwaihiq, Dar As Salam, cet I th 1422 H/2001 M 12).

Demikian tafsir surat Al Qadar, yang secara khusus membawa pesan mulia. Yaitu menghidupkan suatu malam yang penuh berkah.

Akhirnya, penulis mengajak kepada segenap pembaca yang mudah-mudahan senantiasa dimuliakan Allah, agar selalu bertaqwa kepada-Nya, kapanpun dan di manapun kita berada. Marilah kita selalu berdoa dan meminta kepadaNya, memohon taufiq dan hidayah-Nya agar kita diberi kemudahan dalam ketaatan kepada-Nya, diberi kesempatan untuk dapat menuai pahala dari-Nya dengan berpuasa dan qiyamul lail dan melakukan ibadah-ibadah lainnya di bulan Ramadhan ini, sehingga kita keluar dari bulan yang penuh berkah ini dengan penuh keimanan, takut, berharap dan cinta hanya kepadaNya semata. Dan mudah-mudahan Allah senantiasa membimbing dan memberikan kita kekuatan untuk tetap tsabat dan istiqamah di atas jalan-Nya yang lurus, jalan orang-orang yang diridhai dan diberikan kenikmatan oleh-Nya sampai kita bertemu dengan-Nya nanti. Amin.

Wallahu'alam Bishshawwab...
Billahi Taufiq wal Hidayah

Semoga Bermanfaat



Note:

Sumber:Di ringkas dari majalah As-Sunnah Edisi 07-08/Tahun IX/1426/2005M, tulisan Ustadz Arief B bin Usman Rozali & saya tambah coretan2 sedikit.....


0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...